Subscribe to RSS Feed

Jumat, 20 Mei 2011


Mungkin selama ini cerita pengalaman diperkosa milik seorang wanita saja, tapi tahu kah anda, bahwa banyak sekali ternyata cerita dewasa dari pengakuan banyak pemuda bahwa mereka pemuda laki-laki ternyata menjadi korban perkosaan beberapa tante atau wanita dewasa. namun karena tidak ada keterbukaan, sehinga cerita pemerkosaan seolah hanya milik perempuan belaka.
Namaku Dino, tinggal di salah satu kota besar di Jawa Barat. Yang kuceritakan disini adalah kemudian waktu aku masih duduk di kelas 1 SMKN. Keluargaku tinggal di sebuah komplek perumahan yang cukup jauh dari pusat kota, sehingga suasana antar warganya masih akrab dan cukup dekat satu sama lain.
Semuanya bermula ketika keluargaku menggaji seorang pembantu yang bernama Amelia. Dia merupakan pembantu yang digaji perhari, banyak keluarga di komplek kami yang menggunakan jasanya. Suatu ketika, aku sedang memberi makan kucingku ketika bel pintu berbunyi, aku segera melihat siapa yang datang, ternyata Kak Amelia.
“Halo Dino, ada siapa di rumah?” tanya Kak Amelia.
“Oh Kak, kirain siapa. Mama Papa kan jam segini belum pulang Kak..” jawabku sambil mempersilahkan dia masuk.
“Oh gitu, kalo sendirian aja biar sekalian Kak temenin aja, kamu lagi apa?” tanya Kak Amelia lagi sambil langsung menuju dapur, aku mengikuti dari belakang sambil memandang pantat Kak Amelia yang montok. Hari ini dia memakai sweater hitam yang dipadu dengan rok coklat sepanjang betis.
“Ga lagi ngapa²in Kak..” jawabku.
“Ya udah Kakak nyuci dulu ya.” katanya lagi.
Aku hanya mengangguk dan pergi ke kamarku main Playstation.
Beberapa jam kemudian aku capek dan mulai tertidur. Tiba² Kak Amelia masuk ke kamarku hanya dengan mengenakan handuk yang dililitkan ke badannya. Aku terbangun karena suara pintu yang terbuka.
“Dino, mama kamu punya hair dryer nggak?” tanyanya, sambil mengacak² rambutnya yang basah didepan cermin besar di kamarku.
“Mama sih punya Kak, cuman Dino ga tau tempatnya dimana.” aku berbaring kembali. Kak Amelia memang biasa mandi dan makan di rumahku apabila orangtuaku sedang tidak ada, malah kadang² dia membawa teman²nya untuk nonton DVD, masak apa yang ada di kulkas, hingga tidur²an di kamar Mama sambil ngegosip.
“Yah, kalo gini rambut Kak bakal lama keringnya dong.”
Aku tidak menjawab. Tiba² Kak Amelia melemparkan tubuhnya ke ranjang, tepat disebelahku sambil tertawa.
“Uaah, Kak ikut nungguin disini ya..” katanya. Lipatan handuknya terlepas tapi Kak Amelia tidak berusaha merapikannya. Toket gede bugil nya terlihat jelas. Aku bengong, soalnya baru pertama kali itu aku melihat payudara seorang wanita.
“Heh kamu ngeliatin apa?” canda Kak Amelia.
“Toket nya Kak Amelia gede..” ucapku polos.
“Bagus nggak toket gede montok ku? Kamu suka?” tanya Kak Amelia lagi. Tapi tanpa menunggu jawabanku tiba² Kak Amelia mendekap kepalaku ke payudaranya sambil tertawa².
“Nih Dino, isep..! Isep..!” candanya. Sementara aku tidak bisa bergerak karena Kak Amelia menindihku. Aku hampir tidak bisa bernapas. Kak Amelia terus membekapku dengan payudaranya, seringkali putingnya yang coklat dipaksakan memenuhi mulutku. Kira² 10 menit Kak Amelia berbuat begitu, aku yang tidak tahu apa² bingung sendiri melihat Kak Amelia mulai keringatan dan napasnya terengah engah.
“Dino, buka bajunya dong!” kata Kak Amelia sambil berjalan menuju pintu dan menguncinya.
“Dino ga mau, malu sama kakak?!” aku mulai ketakutan karena tidak mengerti apa yang terjadi dan kenapa Kak Amelia berperilaku aneh. Aku melompat dari ranjang dan berlari menuju pintu, berusaha membukanya meski aku tahu itu percuma karena kunci pintu sudah disimpan Kak Amelia di atas lemari yang sulit kujangkau.
“Udah sini kamu!” bentak Kak Amelia sambil mengangkat tubuhku, aku hanya bisa meronta² tak berdaya. Lalu Kak Amelia membantingkan tubuhku ke atas ranjang, aku sesak, tapi Kak Amelia tak peduli, dia langsung menindih kakiku tepat dilutut, celanaku dipelorotkan, bajuku dibuka paksa sehingga kancing² bajuku berhamburan di lantai. Tiap kali aku mencoba bangun, Kak Amelia mendorongku kembali, malah kadang² dia menamparku sambil membentak² menyuruhku berbaring.
Aku ketakutan sekali sehingga aku pasrah dan hanya bisa menangis. Kak Amelia mengocok kontol ku dan kadang² mengulumnya sampai keseluruhan kontol ku masuk ke dalam mulutnya, jari² tangan kirinya bermain² di memek nya. Kira² 15 menit kemudian, dia berjongkok diatasku dan mulai mengarahkan Kontol ku yang menegang ke dalam vaginanya. Aku benar² bingung dan tidak mengerti apapun, yang kurasakan hanya kenikmatan yang luarbiasa ketika Kontol ku masuk seluruhnya ke dalam liang memek Kak Amelia.
“Ahh.. Ahh..” Kak Amelia mendesah sementara pinggulnya bergoyang², kadang memutar, kadang naik turun. Tanganku ditarik sedemikian rupa sehingga memegang payudaranya.
“Cepetan remes..! Yang kuat remesnya tolol!” bentak Kak Amelia, aku sudah meremas sekuat tenaga tapi telapak tanganku tidak mampu menjangkau seluruh payudaranya. Plaak!! Kak Amelia kembali menamparku.
“Aaah.. Mau keluar niihh..!” Kak Amelia mempercepat gerakannya, badanku yang jauh lebih kecil dari Kak Amelia terombang ambing mengikuti gerakannya. Meski ketakutan, aku tidak bisa berbohong kalau rasanya nikmat sekali, seperti mau kencing tapi beda. Akhirnya aku hanya memejamkan mata ketika spermaku keluar. Kak Amelia menyadari aku keluar, dan dia makin mempercepat gerakannya sambil tertawa².
“Oooh…! Hahaha enak kan? Aah…! Nnngh..! kakak juga mau keluar..!” sehabis bicara begitu tubuh Kak Amelia bergetar dan sedetik Kemudian dia mendesah kencang.
“Aaaahhh…!! Nikmatt..!” desahnya sementara

0 komentar:

Posting Komentar